yah, inilah, seadanya

Senin, 21 Maret 2011

OUR STORY

http://www.4shared.com/audio/dyi5ucyI/SOUNDSITIVE_-_Our_Story.htm
In my sleep I am still always dream of you
Make me can't forget you and I've nothing to do
I just can regret all my mistake on you
And I know that you will never in my side like past

REFF:

But do you hold my pain
when the sky's goin' rain
when I'm standing here, in my dream
I still wish you was there
to keep me on my sleep
and I'll still stand here, in my dream

Now our story just a memory in my life
You have gone and leave me with a stupid reason
Cause both of us was never understand our feel
And I know that you will never in my side like past

REFF:

But do you hold my pain
when the sky's goin' rain
when I'm standing here, in my dream
I still wish you was there
to keep me on my sleep
and I'll still stand here, in my dream

(RAP part, I forgot the text)

REFF again

Penyebab Bubarnya Sebuah Band

Sukses atau tidaknya sebuah band seringkali ditentukan oleh faktor-faktor yang serius, namun justru lebih sering ditentukan oleh hal-hal yang sangat sepele.

Ego para personil, timing bermusik yang pas, musik yang sedang trend, atau juga idealis dari setiap personil walaupun itu sangat jarang. Untuk menjadi sukses, pertama-tama sebuah band harus menjaga keutuhannya, dan hal ini tentu saja tidak mudah. Oleh sebab itu, lebih bijak apabila kita mempelajari faktor-faktor penyebab bubarnya sebuah band agar kita terhindar dari masalah yang cenderung menjadi bibit kehancuran.

1. Tidak ada kesepakatan konsep musik
Kebanyakan band bermula dari proyek iseng yang lama-lama menjadi serius, kemudian timbul konflik antar personel tentang konsep musik. Hal ini dapat dimaklumi, dengan makin beragamnya jenis musik, sulit sekali menemukan personel yang mempunyai kesamaan selera dan latar belakang musik. Mencoba memuaskan semua dengan cara memadukan unsur dari musik favorit dari setiap personel hanyalah akan menghasilkan kegagalan yang lebih memalukan daripada menampilkan kelaminmu di depan umum (coba bayangkan paduan reggae, metal, punk, hard rock dan melodic, dalam sebuah lagu tentunya).

Masalah bodoh ini bisa dihindari apabila ada kesepakatan dari awal tentang visi dan misi masing-masing personel. Kecuali jika kamu punya personil band yang merasa paling hebat dan atau menyepelekan sebuah visi dan misi. Seiring berjalannya waktu, konsep musik bisa berubah, tergantung dari mental, kekukuhan atau idealis dari si komposer lagu/frontman, apabila itu terjadi, kamu perlu membaca ini, faktor selanjutnya.

2. Konflik Kepemimpinan

Apakah mungkin, tiga, empat, atau lima orang mengendalikan satu mobil? Kalaupun mungkin, mobil itu akan celaka dan mengakibatkan kelumpuhan, atau kematian. Intinya, keseimbangan atau kesetaraan dari sebuah band bisa dikatakan adalah suatu hal yang mustahil, biasanya hanya ada 1 atau 2 orang yang menonjol. Karena perbedaan selera dan latar belakang, tidak mungkin setiap personel puas 100% secara musikal. Harus ada seseorang yang berperan dominan dalam mengambil keputusan dan harus ada pihak yang mau berkompromi dan mengalah. Mengalah disini maksudnya adalah mengikuti arus namun mampu memberikan variasi atau ciri khas yang maksimal dari band yang dinaunginya, bukan hanya menumpang tanpa memiliki rasa memiliki band tersebut, karena itu sampah namanya. Biasanya seorang pemimpin band adalah orang yang paling dipercaya, paling punya passion terhadap band, dan seringkali, mereka adalah pencipta lagu utama dari band. Konflik ini juga yang menyulut pertengkaran antara Axl Rose dan Slash yang berujung bubarnya real Guns N Roses.

Don Henley dari The Eagles merangkumnya dengan sangat baik, ”Sebuah band tidak bisa menjadi demokrasi, semua band terhebat dipimpin 1-2 orang”.

3. Money Honey

Uang adalah masalah sensitif yang bisa menghancurkan sebuah band, bahkan persahabatan. Apabila kamu bermain musik hanya sebagai hobi, mungkin hal ini bukanlah masalah besar. Sebaliknya, adalah sebuah masalah besar (yang bisa berujung pada kehancuran) apabila bandmu semakin serius, hubungan antar personel band bukan lagi hanya sebagai teman tetapi juga sebagai rekan bisnis, persaingan sebagai frontman, apalagi karena kebodohan yang sangat fatal dari setiap personil yang menganggap misi mereka sebagai band sudah maksimal dan tidak ada lagi misi yang lebih besar.

Perubahan cara pandang dari teman ke rekan bisnis ini harus disadari oleh semua band, karena semua industri, termasuk industri musik, adalah sektor formal yang sama sekali berbeda dengan pertemanan biasa. Oleh sebab itu kamu harus bersikap lebih profesional soal pembagian uang dari awal. Soal pembagian keuntungan, pada awalnya kebanyakan band amatir menganut prinsip ”adil=sama rata”. Namun tentu saja peran tiap personel harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan arti kata ”adil”. Dan secara pribadi, menurutku komposer lagu haruslah mendapat jatah yang lebih besar karena bila di ibaratkan manusia, dia adalah nyawa yang memberikan hidup. Penjelasannya, biasanya penulis lagu menerima lebih banyak bayaran dari personel lain karena faktanya, tidak semua orang bisa menulis lagu sehingga kemampuan ini layak dihargai lebih. Persentasinya sangat bervariasi, tergantung dari kesepakatan antar personel. Apabila terikat kontrak dengan suatu perusahaan, bisa dipastikan penulis lagu akan menerima royalti lebih. Bahkan pada kasus tertentu seperti Ringback tone, secara hukum, hanya penulis lagu yang akan menerima royalti.

4. Kehilangan Fokus/ Faktor Ego

Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi sebuah band untuk menjadi sukses. Di dalam prosesnya, rasa jenuh dan putus asa seringkali menghinggapi tiap personel. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya target sehingga band menjadi terlalu santai dan melupakan tujuan awal mereka. Seperti sebuah perusahaan, band membutuhkan target baik jangka pendek maupun panjang. Hei, hal ini sangat penting untuk mengukur perkembangan sebuah band. Tetapkan target yang bisa dicapai dan masuk akal seperti memiliki amunisi lagu untuk setiap bulan, memiliki minimal 4 demo baru sebelum akhir tahun, ataupun memiliki mimpi baru di setiap langkah. Tercapainya target akan menimbulkan perasaan berhasil pada band yang mampu mengusir rasa jenuh dan putus asa.

Dalam jangka waktu itu, akan banyak hal yang terjadi dan sangat mungkin akan menjadi sebuah sandungan seperti masuk kuliah, mulai bekerja atau perkawinan. Dan akan ada sebuah sandungan besar yang padahal adalah hal bodoh, seperti: salah satu personil merasa paling skillful dan menyepelekan personil lain, salah satu personil memiliki banyak band dan cenderung membesarkan salah satu bandnya yang dianggap paling hebat dalam masalah skill atau kemampuan, padahal masalah itu hanyalah sebuah fatamorgana karena hanya efektif dalam susunan rencana jangka pendek band. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi skala prioritas tiap personil band. Mungkin saja setelah bekerja, personel tidak lagi menempatkan band sebagai prioritas utama, hal ini berdampak pada menurunnya semangat personel lain. Oleh sebab itu, setiap ada peristiwa seperti ini, sebaiknya skala prioritas dibicarakan kembali oleh personel yang bersangkutan. Apabila tidak berhasil menemukan kompromi, mungkin pergantian personel adalah pilihan terbaik bagi keutuhan band. Namun, aku rasa, masalah paling besar adalah ketololan salah seorang personil yang menyepelekan personil lain, entah karena apa sebabnya. Bisa saja karena dia merasa paling hebat dari skill, dia paling famous, atau apalah.

Aku bisa menulis seperti ini karena sumber, pengalaman pribadi, emosi, dan keinginan yang kuat untuk menjadi seorang rockstar.

Ada yang memiliki masalah sepertiku? Cari solusi terbaik!

Ada yang memiliki personil yang terkesan meremehkan? KELUARKAN! Dia hanya akan menjadi kanker bila terus dipertahankan!

Semua personil sudah memiliki kesibukan lain yang sangat menyita perhatian band sebagai prioritas dan cenderung menganggap band kalian sebagai yang nomer sekian? BUBARKAN! Karena kondisi seperti itu hanya akan membuatmu JALAN DI TEMPAT.

Rabu, 16 Maret 2011

Vlad Dracula: Kisah Nyata Pembantaian Umat Islam



Oke, ini aku sudah baca bukunya sampai selesai, tapi aku bingung untuk meringkasnya, jadi aku searching di Google untuk terima jadi, maklum yaaa :p

Ehm, kita mulai.

Vlad Dracula. Nama aslinya Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh). Dia lahir sekitar bulan Desember 1431 M di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania. Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula (1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film sejenis yang terus-menerus diproduksi.

Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat-khususnya umat Islam sendiri-yang mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus pahlawan dari musuh mereka-pahlawan dari pihak Islam-dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.
Sultan Mehmed II (Wikipedia)
Sultan Mehmed II

Siapa pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II). Sang Sultan merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov. Namun kenyataan ini berusaha dimungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar merekalah yang bisa mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah fiksi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua ini selain hendak mengaburkan peranan Sultan Mahmud II juga sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa dikatakan berhasil.


Utusan Sultan Mehmed II di Kastil Vlad Dracul (Wikipedia)
Utusan Sultan Mehmed II di Kastil Vlad Dracula

Selain yang telah dipaparkan di atas, buku “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, juga memuat hal-hal yang selama tersembunyi sehingga belum banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Misalnya tentang kuburan Dracula yang sampai saat ini belum terungkap dengan jelas, keturunan Dracula, macam-macam penyiksaan Dracula dan sepak terjang Dracula yang lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini penulis ingin menarik suatu kesimpulan bahwa suatu penjajahan sejarah tidak kalah berbahayanya dengan bentuk penjajahan yang lain-politik, ekonomi, budaya, dll. Penjajahan sejarah ini dilakukan secara halus dan sistematis, yang apabila tidak jeli maka kita akan terperangkap di dalamnya. Oleh karena itu, sikap kritis terhadap sejarah merupakan hal yang amat dibutuhkan agar kita tidak terjerat dalam penjajahan sejarah. Sekiranya buku karya Hyphatia ini-walaupun masih merupakan langkah awal-bisa dijadikan pengingat agar kita selalu kritis terhadap sejarah karena ternyata penjajahan sejarah itu begitu nyata ada di depan kita.

Lantas, siapa sebenarnya Dracula itu?


foto0011

Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ottoman-sebagai wakil Islam-dan Kerajaan Honggaria-sebagai wakil Kristen-semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel- benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan Turki Ottoman.
Impale_large-x01

Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantain terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat biadab-yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:
impale_3-x01

“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatakan seolah robot yang telah dipogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”
Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal.”
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.

Menurut buku ini dia adalah tokoh asli sejarah, menurutku juga tentunya.

Ayahnya bernama Basarab (Vlad II), yang terkenal dengan sebutan Vlad Dracul, karena keanggotaannya dalam Orde Naga. Dalam bahasa Rumania, “Dracul” berarti naga. Sedangkan akhiran “ulea” artinya “anak dari”. Dari gabungan kedua kata itu, Vlad Tepes dipanggil dengan nama Vlad Draculea ( dalam bahasa Inggris dibaca Dracula), yang berarti anak dari sang naga.
Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih sering berada di medan perang ketimbang di rumah. Praktis Dracula hanya mengenal sosok sang Ibu, Cneajna, seorang bangsawan dari kerajaan Moldavia. Sang ibu memang memberikan kasih sayang dan pendidikan bagi Dracula. Namun itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di Wallachia saat itu. Pembantaian sudah menjadi tontonan harian. Seorang raja yang semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak keliling kota oleh para pemberontak.
Pada usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya, Radu, dikirim ke Turki. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai jaminan kesetiaannya kepada kerajaan Turki Ustmani yang telah membantunya merebut tahta Wallachia dari tangan Janos Hunyadi. Selama di Turki, kakak beradik ini memeluk agama Islam, bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk belajar ilmu agama. Tak seperti adiknya yang tekun belajar, Dracula justru sering mencuri waktu untuk melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang di ujung tombak. Sampai-sampai sehari saja tidak ada hukuman mati, maka dia segera menangkap burung atau tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak kecil sampai mati.
Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai kesempatan belajar kemiliteran pada para prajurit Turki yang terkenal andal dalam berperang. Dalam waktu singkat dia bisa menguasai seni berperang Turki, bahkan melebihi prajurit Turki lainnya. Hal ini menarik perhatian Sultan Muhammad II ( di Eropa disebut Sultan Mehmed II). Hingga pada tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut Wallachia dari tangan salib Kerajaan Honggaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun.



Aksi Biadab Dracula
Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari disekap di ruang bawah tanah, mereka diarak telanjang bulat menuju tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit Turki dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk duburnya dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian dipancangkan di tengah lapangan.
Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun 1456 hingga 1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi sadisnya bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tapi juga para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama Khatolik.
Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah gereja dalam sebuah jamuan makan. Setelah semuanya selesai makan, dia memerintahkan semua orang yang ada ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat pembunuhan ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula. Sedang lainnya dijadikan budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat di kota Poenari, di tepi sungai Agres. Sejarawan Yunani, Chalcondyles, memperkirakan jumlah semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga. Terdiri dari laki-laki dan perempuan, orang tua, bahkan anak-anak.
Aksi Dracula terhadap umat Islam di Wallachia jauh lebih sadis lagi. Selama masa kekuasaannya, tak kurang dari 300 ribu umat Islam dibantainya. Berikut sejumlah peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam:
Pembataian terhadap prajurit Turki di ibu kota Wallachia, Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, setelah mengumumkan perlawanannya terhadap Turki.
Hutan Mayat yang Tersula
Pada 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang sedang menimba ilmu pengetahuan di Wallachia. Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, lalu diarak keliling kota yang akhirnya masukkan ke dalam sebuah aula. Aula tersebut lalu dibakar dengan ratusan pemuda Turki di dalamnya.
Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini dikumpulkan dalam jamuan makan malam di salah satu ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, kemudian ruangan itu dibakar.
Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin menjadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu sebulan terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta keluarganya. Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka disula satu persatu.
Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum Muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh pasukan Turki yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube.
Pada 1462 M, Sultan Turki, Muhammad II mengirim 60 ribu pasukan untuk menangkap Dracula hidup atau mati. Pemimpin pasukan adalah Radu, adik kandung Dracula. Mengetahui rencana serangan ini, Dracula menyiapkan aksi terkejamnya untuk menyambut pasukan Turki.


Sepekan sebelum penyerangan, dia memerintahkan pasukannya untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa di wilayahnya. Terkumpullah 20 ribu umat Islam yang terdiri dari pasukan Turki yang tertawan, para petani, dan rakyat lainnya. Selama empat hari mereka digiring dengan telanjang bulat dari Tirgoviste menuju tepi Sungai Danube. Dua hari sebelum pertempuran, para tawanan disula secara masal di sebuah tanah lapang. Mayat-mayat tersula tersebut kemudian diseret menuju tepi sungai. Lalu dipancang di kiri dan kanan jalan, yang membentang sejauh 10 km untuk menyambut pasukan Turki.
Pemandangan mengerikan ini hampir membuat pasukan Turki turun mental. Namun semangat mereka kembali bangkit saat melihat sang Sultan begitu berani menerjang musuh. Mereka terus merangsek maju, mendesak pasukan Dracula melewati Tirgoviste hingga ke Benteng Poenari.
Pasukan Turki yang dipimpin Radu berhasil mengepung Benteng Poenari. Merasa terdesak, isteri Dracula memilih bunuh diri dengan terjun dari salah satu menara benteng. Sedang Dracula melarikan diri ke Honggaria melalui lorong rahasia. Hingga tahun 1475 M Wallachia dikuasai oleh Kerajaan Turki, sebelum akhirnya direbut kembali oleh Dracula yang disokong pasukan salib dari Transylvania dan Moldavia.
Dracula tewas dalam pertempuran melawan pasukan Turki pimpinan Sultan Muhammad II di tepi Danau Snagov, pada Desember 1476. Kepala Dracula dipenggal, kemudian dibawa ke Konstantinopel untuk dipertunjukkan kepada rakyat Turki. Sedang badannya dikuburkan di Biara Snagov oleh para biarawan.
Selain melalui cerita turun-temurun rakyat Rumania, bukti-bukti sejarah terkait riwayat kelam Drakula juga tercatat dengan baik di sejumlah pamflet yang beredar di Jerman dan Rusia.

Oke, segitu saja. Ini hanya referensi yang saya percaya. Bagaimanapun kita juga manusia dan kita pasti memihak satu sisi walaupun sangat kecil keterpihakan kita. Bila teman-teman punya versi atau keterpihakan pada sumber lain yang berlawanan, share ke aku ya. Kita bisa berbagi ilmu disini. Sekian. Semoga bermanfaat teman-teman. :)

Van Seno.

sumber:
- buku “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna
- http://tidakmenarik.wordpress.com/2009/07/10/sultan-mehmed-ii-penakluk-konstantinopel-dan-vlad-dracula/

Shadow Play: Film Mengenai Penjatuhan Soekarno Dan Pembantaian Massal 1965-1966

Aku ingin berbagi info film dokumenter berjudul Shadow Play, bisa disaksikan secara online di www.offstream. tv , diproduksi oleh Hilton Cordell Productions tahun 2001.

Tentang apa film ini?
Ehm, jangan diketawain lho, ini penilaian pribadiku.
Shadow Play mengungkapkan tragedi yang disembunyikan oleh gerombolan Orde Baru. Orde Baru? Tentunya ada nama Soeharto disana. Hahaha.
Antara 500.000 sampai 1 juta orang dibunuh dalam waktu yang singkat. Orang itu (Soeharto) menyebar propaganda dan fitnah yang aaaaamaaaaat sangat efektif untuk kelancaran program pemberantasan para pendukung Soekarno, plus akal-akalan, eh, propaganda agar tragedi tersebut dimaklumi, tanpa proses penegakan hukum.
Sejarah di blur, dimanipulasi, di belokkan, supaya kita, rakyat Indonesia tidak mampu untuk mengungkap, untuk kritis terhadap kenyataan negara kita sendiri. Orang itu bahkan pernah dengan bangga menyatakan bahwa sebanyak 2 sampai 3 juta orang yang telah dibunuh. Yang lainnya, ratusan ribu lainnya tepatnya, ditangkap dan dipenjara tanpa proses pengadilan. Keluarganya dikucilkan dan hidup dengan teramat sangat TRAGIS, seperti hewan jalang.


Oh iya, sekedar info, film lain mengenai tragedi 1965, “40 Years of Silence” akan segera tayang. Diproduksi oleh seorang antropolog dan ahli ilmu kejiwaan, Robert Lemelson. www.40yearsofsilence.com.

Nih, film Shadow Play, coba di cermati ya, mungkin ada tanggapan atau penilaian lain? Kita belajar sama-sama ya teman-teman, sharing :)

























Sejarah adalah kunci sukses sebuah peradaban. Pembelokan sejarah sama saja pelecehan hak kemerdekaan. Aku tidak memihak, aku hanya ingin mengungkap realita. Van Seno. Thanks.

Selasa, 15 Maret 2011

Rahasia Freemason

Untuk memahami Freemason secara mendalam, pada dasarnya diperlukan suatu studi yang intensif. Mempelajari seperti apa organisasi Freemason bukanlah suatu hal yang mudah oleh karena:

1.Bersifat simbolik. Terdapat berbagai simbol-simbol yang diasosiasikan dengan Freemason. Dan, setiap simbol yang ditampilkan memiliki makna, sejarah, dan penjelasan.

2.Freemason dijalankan oleh berbagai tingkatan (degrees) yang ada dalam struktur organisasinya. Jadi, setiap level tidak selalu dapat mengetahui tingkatan-tingkatan yang berada di atasnya.

3.Aktivitas Freemason selalu bersifat rahasia dan rahasia adalah kekuatan utamanya. Semakin sedikit kita tahu tentang mereka, semakin kuat posisi mereka di atas kita. Dan keadaan ini semakin memotivasi para Mason untuk semakin merahasiakan aktivitas mereka. Hal ini juga yang menyebabkan mengapa selalu ada disinformasi mengenai keorganisasian Mason. Selain itu, banyaknya tingkatan yang ada pada Freemason menyebabkan informasi yang keluar dari setiap anggotanya selalu berbeda-beda.

Dan sesungguhnya Freemason bukanlah SUMBER UTAMA dari teka-teki ini. Freemason hanya merupakan sebuah batu loncatan untuk masuk ke dalam komunitas rahasia yang ada dibelakangnya. Keanggotaan adalah kunci utama bagi kita untuk bisa memahami bentuk organisasi rahasia berikut game of power-nya.


Untuk bisa diterima sebagai anggota Freemason, ada keyakinan yang harus diterima, yakni adanya “Bapak dari segala Tuhan”, “Persaudaraan”, dan “Imortalitas jiwa”. Pada awalnya, keyakinan tersebut seperti terlihat indah, namun ketika bergabung seseorang akan diminta untuk melepaskan keyakinan atau agama kita, baik itu Kristen, Muslim, maupun Yahudi. Jadi, keyakinan yang ditawarkan, seperti sebuah coklat yang mengandung racun didalamnya.

Tiga prinsip utama Mason antara lain:

1.Cinta pada kemanusiaan atas dasar persaudaraan (Brotherly love to the whole human species)

2.Menghilangkan penderitaan (Relieve the distressed)

3.Kebenaran sebagai sifat agung (Truth as a divine attribute)

Tiga prinsip utama plus keyakinan kepada Tuhan tampak begitu mempesona. Akan tetapi, banyak tindakan para Mason yang dilakukan lebih karena sifat rakus dan memprioritaskan kepentingan golongan, baik secara sosial, politik, maupun ekonomi. Kondisi ini membuat Freemasonry tidak lebih dari sekedar perkumpulan para mafia Inggris. Sebuah persaudaraan dalam persaudaraan (Brotherhood inside The Brotherhood).

Dalam Freemasonry juga dikenal adanya prinsip The 4 Perfect Points of Entrance yang meliputi, Gutta (Throat), Pectora (Chest), Manus (Hand), dan Pedes (Feet). Prinsip ini mengajarkan kehati-hatian atas apa yang dimakan dan diminum, apa yang diucapkan dan apa yang ada di dalam hati, apa yang dilakukan, dan kemana akan pergi. Ironisnya, ketika sebagian anggota persaudaraan Mason melakukan kegiatan amal, mereka yang berada di tingkatan tertinggi justru gemar merusak eksistensi agama, struktur sosial dan ekonomi global.

Prinsip The 4 Cardinal Virtues yang meliputi Kesederhanaan (Temperance), Ketabahan (Fortitude), Kebijaksanaan (Prudence), dan Keadilan (Justice), juga sangat mempesona. Dan lagi-lagi, ketika sebagian anggota persaudaraan Mason secara aktif melakukan berbagai kegiatan derma kepada masyarakat, mereka, Mason yang berada di tingkatan tertinggi justru memangsa masyarakat. Dan seharusnya tugas terbesar Grand Lodge Mason saat ini adalah menghilangkan sinisme publik sekaligus membuktikan kepada publik bahwa organisasi Mason tidak terlibat dalam berbagai konspirasi; bahwa Mason bukanlah sebuah organisasi rahasia atau sebuah organisasi yang penuh dengan rahasia; bahwa keberadaan Mason dengan spirit dan nilai moral yang diembannya mampu memberikan benefit kepada masyarakat luas!

Sayangnya, yang justru terjadi justru tidak seperti itu. Menjadi anggota Mason tidaklah memperkaya nuansa spiritual dan moralitas kemanusiaan, karena Mason akan merampok dan membuang jauh-jauh nilai agama diyakini sebelumnya. Mason bergerak dari berbagai sisi, bisa menjelma menjadi kekuatan konservatif maupun reaksioner baik dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Ia juga bisa menjadi sebuah kekuatan revolusioner, dari golongan kiri maupun kanan.

Di kalangan gereja sendiri, Freemason telah dikucilkan keberadaannya oleh 8 paus: Tahun 1738 oleh Clement XII dalam “In Eminenti”. Pius IX mengeluarkan 6 kecaman yang memojokkan Masonry. Leo XIII tahun 1884, dalam “Humanum Genus”, mengungkapkan bahwa tujuan utama Freemason adalah menyiksa Kristen dengan penuh kebencian, dan tidak akan pernah beristirahat sampai mereka berhasil menghancurkan institusi-institusi keagamaan yang didirikan oleh Paus. John Paul II tahin 1983 mengatakan “Anda tidak bisa menjadi seorang Katholik dan Mason secara bersamaan!”

Cardinal Ratzinger juga pernah menyatakan, “Jika anda ingin menjadi seorang Mason, maka secara otomatis anda akan dikeluarkan dan dikucilkan oleh gereja Katholik”, pernyataan ini disetujui oleh John Paul II bulan November 1983 dengan mengatakan: “Penilaian negatif gereja terhadap Mason tetap tidak berubah oleh karena prinsip-prinsip Mason tidak dapat ditoleransi oleh doktrin gereja. Dengan demikian menjadi anggota Mason adalah suatu hal yang terlarang”

sumber: http://mysteryskeptic.blogspot.com/

Asal Usul Freemasonry

Periode Kuno


Menurut legenda ritual Freemasonry, persaudaraan Mason telah ada sejak pembangunan kuil Raja Sulaiman ratusan abad silam. Karena kuil yang dikerjakan sangat besar, sehingga diperlukan adanya suatu bentuk pengorganisasian kerja yang baik untuk memastikan pembangunan kuil selesai tepat pada waktunya. Keadaan ini mendorong perkembangan organisasi pekerja stonemason dan arsitek ke dalam berbagai tingkatan dan kelas dengan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Banyak karakter yang diungkap dalam buku Kings and Chronicles dalam Kitab Yahudi sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada di berbagai tingkatan organisasi Masonry, misalnya Raja Sulaiman, Hiram (Raja Tyre yang mensuplai bahan material, terutama kayu cedar, untuk pembangunan kuil), Adoniram, dsb.

Meskipun persaudaraan Masonic melakukan ritual-ritual zaman Raja Sulaiman, agar dapat menjadi sebuah kebenaran sejarah, tetapi tidak ada otoritas Masonic yang memberikan kebenaran tentang adanya organisasi Mason di masa lampau.


Yang sudah diketahui dengan pasti adalah ada sebuah organisasi persaudaraan di masa lampau, baik diantara kaum pagan maupun kaum Yahudi. Dan kasus yang lebih dahulu muncul adalah organisasi tersebut dikait-kaitkan dengan adanya kerahasiaan, seperti halnya misteri Eleusinian yang sangat terkenal. Contoh misteri yang mengemuka lainnya adalah adanya kelompok rahasia yang bernama Pharisees.

Eleusinian adalah sebuah komunitas rahasia yang mempunyai ritual-ritual inisiasi, pembagian divisi yang lebih kecil dengan sifat kerahasiaan yang semakin besar, ujian-ujian yang harus dihadapi sebelum memperoleh pengetahuan dan rahasia yang harus dijaga. Rahasia komunitas ini tetap terjaga dengan baik dari waktu ke waktu dan yang mengetahui hanyalah mereka saja. Mungkin pengetahuan tentang sifat komunitas ini jatuh ke tangan para pendiri Mason dan pada akhirnya membentuk struktur organisasi Mason seperti sekarang ini.

Berbeda dengan Eleusinian, kelompok Pharisees tidak menyembunyikan pengetahuan apapun. Akan tetapi, mereka melakukan pembatasan keanggotaan dan memanggil sesamanya dengan sebutan “chaver” (kha VER), konsep yang sama dengan penggunaan sebutan “saudara” atau “kawan” pada organisasi Mason sekarang. Setiap anggota baru diminta untuk bersumpah dan mematuhi perintah dan hukum organisasi dengan disaksikan oleh tiga anggota lainnya.

Pharisees dianggap memiliki ajaran yang berbeda oleh para pengikut Yudaism maupun Kristen. Di kemudian hari, istilah Pharisee memiliki konotasi negatif, yang hampir sama dengan kaum hipokrit. Bagi kaum Yahudi, struktur Pharisaic secara esensi telah muncul dalam ajaran Yudaism 2000 tahun yang lalu. Pharisees dipandang sebagai sebuah kelompok yang berupaya memadamkan peran agama di mana puncaknya adalah penghancuran kuil di Yerusalem.

Pengetahuan mengenai praktik-praktik Pharisaic mungkin sudah diketahui oleh para pendiri Mason. Mereka juga memandang bahwa hanya ada satu cara efektif untuk mengorganisasi sebuah persaudaraan dengan baik, dan cara tersebut telah ditemukan secara terus menerus, independen, dan selalu berulang.

Periode Pertengahan

Teori munculnya Freemasonry yang juga cukup umum adalah berasal dari serikat pekerja atau gilda stonemason pada abad pertengahan. Istilah “Free” mengindikasikan bahwa Mason tidak terikat dengan tanah sebagai budak, tetapi mereka adalah orang-orang bebas pergi kemanapun, seperti hal seorang pedagang yang selalu membangun di manapun ia berada.

Mason di abad pertengahan selalu mendirikan berbagai bangunan, tetapi perhatian khusus selalu dipusatkan pada katedral-katedral besar yang dibangun selama periode ini. Untuk menciptakan sebuah konstruksi bangunan yang mengaggumkan, diperlukan pendidikan prinsip-prinsip geometri, aritmatika, maupun teknik sipil. Gilda stonemason, dan para arsitek pada masa itu menjadi sebuah semacam pusat penyimpanan pengetahuan di luar unsur paling dominan yang ada di masyarakat: pendeta.

Seiring dengan gelombang maraknya pembangunan katedral dan permulaan masa-masa renaisans, diperkirakan Freemason tetap menjaga organisasi mereka dengan membuka keanggotaan untuk forum diskusi filosofis serta pengetahuan lain. Anggota tersebut merupakan orang-orang tertentu yang berada di kelas atas dan bukan pekerja itu sendiri.

Ada teori lain tentang kemunculan Freemasonry pada abad pertengahan. John Robinson penulis buku Born on Blood mengatakan bahwa para Mason adalah keturunan dari ksatria templar. Templar adalah sekelompok ksatria yang memiliki kekuatan dan kesejahteraan semasa Perang Salib. Setelah Perang Salib selesai, pada abad ke-14, mereka ditekan oleh Raja Perancis dan kalangan gereja. Sebagian besar para templar menemui ajalnya, dan ada juga sebagian dari mereka yang mampu bertahan. Beberapa tingkatan dalam Mason berkaitan dengan kejadian ini. Hipotesis yang kemudian muncul adalah bekas para templar tersebut mempertahankan persaudaraan mereka dengan melakukan penyamaran dalam bentuk Freemasonry.

Teori-teori mutakhir yang melacak asal-muasal Masonry justru tidak mengarah pada gilda stonemason seperti yang diungkapkan sebelumnya, melainkan lebih kepada akibat dari konflik yang ada Inggris pada abad ke 17. Cyril Batham, salah seorang Quatuor Coronati Research Lodge yang cukup terkenal di Inggris, mengungkapkan bahwa orang-orang ini mendirikan Lodge untuk menjaga komunikasi ketika bersembunyi dari kejaran kaum Anglikan semasa pergolakan Jacobite.


Periode Modern

Di era modern, Freemasonry muncul sejak didirikannya Grand Lodge pertama pada St. John’s Day, di London pada tahun 1717. Empat lodge lama berkumpul bersama di Goose dan Gridiron Ale House untuk mengorganisasi pendirian Grand Lodge.

Dari waktu ke waktu organisasi-organisasi free-thinker seperti Masonry ini semakin matang untuk melebarkan sayapnya di dunia Barat. Masa-masa pencerahan di benua ini dimulai ketika Inggris sedang bertransisi menjadi sebuah negara liberal yang ditandai dengan penolakan konsep “hak agung” monarki James II. Organisasi Masonry menyebar dengan cepat ke kawasan lainnya seperti Perancis, Austria-Hungaria, dan Jerman.

Lodge kuno dan modern yang berada di Inggris, pada tahun 1813, kemudian bergabung menjadi sebuah organisasi tunggal yang bernama United Grand Lodge of England. Ketika itu, kedua organisasi Mason membuat piagam tentang Tata Dunia Baru. Fakta ini menjadi dasar adanya keragaman ritual Mason di daratan Amerika, meskipun sifat ritual yang asli tidak dapat dilihat dari konsep keanggotan Grand Lodge semata, yakni sebagai “Ancient Free and Accepted Masons” atau hanya “Free and Accepted Masons”.

Lodge pertama di AS didirikan sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam piagam Grand Lodges di Inggris. Dalam perjalanannya, Lodge-lodge di daerah koloni merasa perlu untuk membentuk Lodge yang baru dan dapat mengorganisasi Grand Lodge (berada di provinsi semasa masa koloni) mereka sendiri.

Grand Lodge independen pertama di Amerika dibentuk sebagai hasil pertemuan empat Lodge di Virginia. Seperti apa yang telah diamanatkan oleh Grand Lodge yang berada di masing-masing negara bagian, konsep ritualnya merupakan perpaduan dari Grand Lodge-Grand Lodge yang ada. Pada tahun 1995, sudah berdiri Grand Lodge di 50 negara bagian AS, dan 1 di distrik Columbia. Ada perkembangan yang cukup pesat pada organisasi ini, seperti misalnya Grand Lodge di California memiliki yurisdiksi atas Lodge di Hawaii.

Masonry memainkan peranan penting di masa-masa awal sejarah kemerdekaan AS. Banyak pendiri negara AS adalah Mason (1/3 dari penandatangan Deklarasi Kemerdekaan AS dan 1/3 yang menghadiri Consitution Convention di Philadelphia tahun 1787 adalah para Mason), termasuk Benjamin Franklin dan George Washington. Disinyalir, Boston Tea Party semasa kemerdekaan AS juga turut di organisasi dalam salah satu pertemuan Lodge. Pada peristiwa itu, sekelompok orang yang memakai atribut Indian menumpahkan teh di pelabuhan Boston diduga adalah Mason. Ada juga cerita bahwa pasukan Inggris menjaga properto-properti miliki Mason Amerika ketika revolusi berkobar untuk kemudian diserahkan kepada otoritas Masonic lokal setelah perang selesai.

Perkembangan Masonry Amerika mengalami kemunduran pada tahun 1820, ketika sentimen Antimasonic mencapai puncaknya yang ditandai dengan dimunculkannya kandidat presiden sebagai oposisi Lodge. Pada masa itu, banyak badan-badan yang berada di bawah naungan Lodge tidak eksis lagi. Kekacauan itu terjadi karena Mason dituduh melakukan eksekusi kepada mereka yang dianggap berkhianat karena membuka rahasia persaudaraan Lodge di New York.

Ketika Perang Sipil di AS berkecamuk, Mason berada di dua sisi. Anggota Lodge yang turun dalam peperangan menggunakan seragam dengan warna yang berbeda. Tahanan perang yang merupakan anggota Mason diminta untuk datang ke Lodge untuk mendapatkan pembebasan bersyarat dan menghadiri pemakaman prajurit Masonic yang gugur.

Peran Masonry dalam aspek kehidupan sosial AS di akhir abad 19 dan awal abad 20 cukup penting. Banyak tokoh-tokoh terkemuka di masyarakat adalah anggota Lodge. Organisasi persaudaraan yang juga muncul untuk bersaing dengan Mason antara lain, Grange, Elks, Moose, dan Odd Fellows. Kegiatan amal Masonic mampu menyokong kehidupan sosial masyarakat di masa-masa sulit, dan kegiatan itu ada jauh sebelum dibuatnya program jaring pengaman sosial pada tahun 1930.

Keanggotaan dalam persaudaraan Masonic mencapai puncaknya pada akhir tahun 1950, dan setelah masa itu, mengalami penurunan. Fenomena yang sama juga terjadi pada berbagai organisasi persaudaraan lain, seperti di berbagai klub bisnis, gereja, dsb. Penurunan itu disebabkan meningkatnya berbagai sarana hiburan di rumah secara massal, tuntutan pekerjaan yang semakin besar, dan sebab-sebab lainnya. Tidak seorang pun yang tahu bagaimana cara mengubah kemunduran itu, akan tetapi peran Lodge dalam struktur sosial di berbagai perkotaan sepertinya akan terus surut dan bisa berubah hanya apabila seluruh struktur sosial masyarakat AS berubah menjadi tipe masyarakat yang berorientasi keluar (outward oriented). Survey memperlihatkan bahwa saat ini banyak orang Amerika yang tidak lagi peduli pada eksistensi persaudaraan Masonic. Padahal, lebih dari 50 tahun yang lalu, ketidakpedulian terhadap keberadaan Lodge hanyalah sebuah impian.

sumber: http://mysteryskeptic.blogspot.com/

Atheis

Cerpen M. Dawam Rahardjo
Dimuat di Media Indonesia 09/02/2007

KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan pembangunan di Ibu Kota.

Kakak kami itu ialah saudara tertua dalam keluarga kami yang tinggal di sebuah desa bernama Jatiwarno di Wonogiri. Sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Daerah tempat tinggal kami itu dikenal kering. Dulu sering kali menjadi berita di koran karena kelaparan. Di zaman kolonial pernah terjadi busung lapar. Kini Wonogiri tidak lagi kering seperti dulu karena di situ dibangun waduk Gajah Mungkur. Sekarang sudah ada ladang-ladang ubi kayu dan jagung selain sawah padi. Waduk ini juga menjadi pusat pariwisata yang dikunjungi terutama oleh orang-orang Solo. Keluarga kami, keluarga Parto Sentono lebih populer dipanggil Kiai Parto adalah sebuah keluarga yang religius. Ayah kami itu adalah seorang petani yang juga berperan sebagai ulama lokal karena ia adalah santri lulusan Mamba'ul Ulum dan tinggal di pesantren Jamsaren. Jadi ia pernah berguru kepada KH Abu Amar, Ulama Solo yang masyhur itu. Itulah sebabnya Kiai Parto mengirim kami, anak-anaknya, ke pesantren sebagai lembaga pendidikan.

Mas Parman sebagai anak tertua dikirim ke Gontor Ponorogo yang jaraknya tidak jauh dari desa kami. Kakak saya yang kedua Muhammad Ikhsan dipondokkan ke Pesantren Pabelan di bawah pimpinan Kiai Haji Hamam Ja'far. Saya sendiri sebagai anak ketiga cukup bersekolah di Madrasah Al-Islam, Honggowongso, Solo. Jadi saya punya dua orang adik. Yang pertama, dikirim ke Tebu Ireng, sedangkan adik saya yang paling bontot disuruh belajar ke madrasah Mu'alimat Muhammadiyah, Yogyakarta.

Walaupun semuanya berlatar belakang pendidikan pesantren, kami semua mempunyai profesi yang berbeda-beda, misalnya Mas Parman menjadi seorang arsitek, sedangkan saya sendiri menjadi petani jagung dan ubi kayu meneruskan pekerjaan bapak. Karena itulah, saya adalah anak yang paling dekat dengan keluarga dan menyelenggarakan pertemuan halalbihalal setiap tahun dengan keluarga.

Bapak merasa sangat bangga anaknya bisa masuk ke pondok modern Gontor. Mas Parman sendiri juga merasa mantap berguru dengan Kiai Zarkasi dan Kiai Sahal. Di masa sekolah dasar, kami semua dididik langsung oleh bapak kami. Mas Parman ternyata berhasil menjadi seorang santri yang cerdas. Bapak sangat berharap kelak Mas Parman menjadi seorang ulama modern. Bapak memang tidak mengikuti perkembangan anaknya itu sehingga ia merasa terkejut ketika pada suatu hari ia berkunjung ke Gontor, anaknya itu ternyata sudah tidak lagi bersekolah di situ. Namun sebentar kemudian, ia mendengar di mana anaknya berada. Ternyata Mas Parman yang pandai matematika itu ikut ujian SMP negeri dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Ia kemudian melamar untuk bersekolah di Solo dan diterima di SMA 2 atau SMA B yang terletak di Banjar Sari. Sekolahnya itu berdekatan dengan SMA 1 jurusan sastra budaya. Sehingga ia banyak bergaul dengan pelajar-pelajar sastra. Walaupun belajar ilmu eksakta, Mas Parman ternyata punya bakat seni. Ia bisa melukis dan membuat puisi. Ia ikut di klub sastra remaja yaitu sastra remaja Harian Nasional di Yogya. Bapak tidak bertanya banyak kepada anak sulungnya itu. Walaupun ia merasa sangat kecewa dan agak marah karena Mas Parman telah mengambil keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan Bapak dulu. Saya mewakili keluarga menanyakan perihal keputusannya itu kepada Mas Parman. "Mas, kenapa tidak minta izin bapak dulu ketika Mas keluar dari Gontor?," tanyaku pada suatu hari.

"Kalau aku bilang dulu pada bapak, pasti tidak dikasih izin," jawabnya.

"Kenapa pula Mas berani mengambil keputusan besar itu?" tanyaku lagi. "Aku ternyata tidak betah tinggal di pondok. Aku merasa pesantren ini adalah sebuah masyarakat buatan. Kami hidup menyendiri, dilarang bergaul dengan penduduk desa. Kami di pondok menganggap diri sebagai keluarga ndoro," jawabnya lagi.

"Itu kan karena kepentingan para santri sendiri supaya tidak terkontaminasi oleh pengaruh luar," jelas saya.

"Tapi hidup kan menjadi artifisial, santri hanya diajar sesuatu yang baik tapi tidak mengetahui dunia nyata yang tidak terlalu bersih. Malah banyak kotornya."

"Kalau hanya itu alasannya, mengapa Mas tetap mengambil keputusan?" tanya saya.

"Terus terang saja, aku sendiri jenuh dan bosan hidup di pondok. Aku memahami jika sebagian santri melakukan homo bahkan mencuri-curi bergaul dengan perempuan di luar pondok."

"Nah, itulah akibatnya kalau para santri tidak disiplin."

"Pokoknya aku bosan, yang lebih mendasar lagi aku tidak bisa menerima pelajaran-pelajaran agama. Kupikir pendidikan semacam itu tidak berguna, karena tidak membekali santri untuk bisa hidup dalam realitas yang sering keras itu di luar dunia pesantren. Jadi apa gunanya aku bersusah payah mencapai kelulusan. Itulah maka aku mengambil keputusan untuk pindah sekolah."

"Mas Ikhsan ternyata senang nyantri di Pabelan," ujar saya.

"O... Pabelan itu beda dengan Gontor, Kiainya juga alumni Gontor, tapi ia bisa berbeda dengan Gontor. Santri Pabelan bebas bergaul bahkan diharuskan. Kiai Hamam bisa menerima saran dari LP3ES untuk menyelenggarakan program lingkungan hidup. Pesantren bahkan menyediakan air bersih yang diolah dari kali Pabelan untuk penduduk desa. Kiai Hamam juga membuat pemandian umum desa. Sehingga santri-santrinya bisa bergaul dengan penduduk desa setiap pagi sore sambil mandi bersama."

Mas Parman kemudian melanjutkan perubahan di dalam hidupnya. "Har, aku ingin memberitahukan padamu, perubahan pola hidupku di Solo. Aku sekarang sudah tidak menjalankan salat, juga puasa Ramadan," katanya jujur.

"Mas, apakah ini tidak terlalu jauh? Ibu bapak pasti akan marah besar sama Mas," jawab saya.

"Ya jangan dilaporkan ke ibu bapak, tapi ceritakan saja apa adanya kepada Mas Ikhsan, barangkali ia bisa menerima dengan kepala dingin." Saya kemudian berpisah dengan Mas Parman dan melaksanakan wasiatnya. Tidak henti-hentinya saya berpikir dan merenung, sehingga memberatkan pikiran saya. Sebagai adik kandung, saya menyayangkan keputusan dan langkah radikal Mas Parman. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sehingga hanya bisa menerima dengan sedih yang menjadi unek-unek terus-menerus. Sebab, saya pun juga ingin jawaban terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan keputusan kakak saya itu. Saya khawatir sikapnya itu akan memengaruhi kakak dan adikku yang lainnya sehingga unek-unek itu saya sampaikan kepada Mas Ikhsan. Ia juga tampak terkejut tapi hanya terdiam saja tanpa reaksi. Karena itu aku minta kepada Mas Ikhsan untuk bertemu sendiri dengan Mas Parman.

Akhirnya, pada suatu hari, Mas Ikhsan menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan Mas Parman di Solo. Ia tinggal di daerah Manahan. Berikut ini adalah laporan Mas Ikhsan kepadaku dari hasil pertemuannya dengan Mas Parman. "Aku diajak Mas Parman pada suatu malam di suatu warung hik yang masyhur dengan jualan wedang ronde dan makanan tradisional Surakarta. Mas Parman memang romantis. Dia tidak ragu mengajakku menikmati suasana Solo di waktu malam yang dirasakan rakyat jelata. Terkesan olehku bahwa ia memang merakyat hidupnya. Karena setiap kali kami berbincang-bincang, selalu saja ada orang yang menyapa. Ada juga para pengemis dan gelandangan. Di warung hik itulah aku mencoba secara tenang menanyakan banyak hal kepada Mas Parman.

"Mas, aku sudah mendengar semua cerita mengenai dirimu dari adik kita, Haryono, terus terang saja aku terkejut. Timbul seribu satu pertanyaan dalam pikiranku, aku masih seorang santri yang baik dan terus bercita-cita menjadi ulama pemikir modern. Sebagai adik, aku tidak bisa memahami sikapmu. Bahkan aku tidak percaya dengan cerita Haryono, aku juga sudah tanya kepada Haryono bagaimana pandangannya. Tapi ia tidak banyak memberi penjelasan sehingga aku harus langsung bertemu denganmu. Mohon jangan tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentarku. Aku bahkan ingin belajar kepada Mas, yang memiliki sebuah pengalaman dramatis."

"O... boleh saja, jadi aku sekarang sudah tidak menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim."

"Kalau begitu, Mas telah murtad?" tanyaku.

"Ya, sebelum hukuman murtad dijatuhkan kepadaku, aku lebih baik keluar saja dulu dari Islam. Sekarang siapa pun juga tidak berhak menghakimiku."

"O... begitu, aku pun tidak akan menghakimimu. Cuma aku ingin bertanya apakah Mas telah meninggalkan seluruh akidah Islam?" tanyaku ingin tahu.

"Ya, aku sekarang seorang atheis, aku sudah tidak percaya kepada Tuhan."

"Lalu status Mas sekarang sebagai apa?" tanyaku.

"Aku sudah menjadi humanis. Aku bercita-cita ingin menjadi pemikir bebas."

"Untuk menjadi orang seperti itu kan tidak perlu meninggalkan akidah. Islam memberi kebebasan."

"Ya aku tahu, aku hanya ingin mengatakan bahwa selama di Gontor aku tidak pernah memperoleh penjelasan yang memuaskan mengenai Tuhan. Dan mengapa orang harus percaya kepada Tuhan. Aku ingin bebas dari belenggu akal dan aku harus bisa mendasarkan perilakuku berdasarkan rasionalitas. Tidak dibelenggu iman dan syariat. Sekarang ini aku merasakan diriku menjadi orang bebas, tanpa belenggu. Ketika menjadi orang Islam aku merasa terjatuh ke dalam belenggu. Sekarang ini aku merasa mengalami pencerahan."

"Mas kan tahu bahwa Islam itu mengajarkan perbuatan baik berdasarkan iman. Jadi manusia memerlukan Tuhan untuk bisa berbuat baik."

"Inilah yang saya tidak setujui dalam Islam. Seperti kamu tahu sendiri, perbuatan baik itu tidak diakui Tuhan jika tidak didasarkan kepada iman. Mengapa harus begitu. Buddha Gautama mengajarkan perbuatan-perbuatan baik tanpa mensyaratkan iman kepada-Nya. Demikian pula Konghucu. Aku suka dengan dua agama yang kita sebut sebagai agama bumi itu. Aku ingin menjadi orang baik tanpa iman. Kalau mendengar keteranganmu itu terkesan olehku bahwa Tuhan itu adalah ciptaan manusia sendiri, bukannya sebaliknya."

"Astaghfirullahal'adzim."

"Dalam kenyataannya, agama itu hanyalah candu yang membius dan membuat lupa terhadap kesengsaraan dan penindasan yang menimpa mereka."

"Berlindung aku dari bisikan semacam itu."

"Sorry ya, jangan anggap aku sesat. Semuanya itu sudah kupikirkan dan kurenungkan dalam-dalam. Pokoknya aku ingin bebas menjadi humanis."

"Tapi aku yakin bahwa Islam akan membawaku ke sana, tapi sampean punya pendapat yang lain dan aku ingin belajar darimu sebagai seorang kakak tertua."

"Kamu tidak perlu jawaban verbal dariku. Lihat saja perbuatanku. Bukankah agamamu mengajarkan bahwa Tuhan itu akan bisa ditemui dengan perbuatan baik di dunia ini."

"Kalau gitu, Mas masih percaya kepada Tuhan."

"Tidak! Aku tidak bisa percaya pada adanya Tuhan. Aku hanya ingin berbuat baik kepada sesama manusia berdasarkan alasan-alasan yang rasional saja."

"Wah, menurutku manusia yang percaya kepada Tuhan itu tentu akan terdorong untuk berbuat baik, karena itu apa salahnya kita percaya akan adanya Tuhan."

"Ya terserah. Cuma saya tidak mau percaya kepada Tuhan yang diciptakan manusia. Tuhan begini, sama saja dengan dewa-dewa Hindu maupun Yunani."

Begitulah Mas Ikhsan menceritakan kembali dialognya. "Lalu bagaimana tanggapan dan sikapmu?"

"Lakumdinukum waliyadin, biar dia percaya apa yang ia percayai dan kita percaya apa yang kita percayai."

"Lalu bagaimana pandanganmu mengenai kakak kita itu?"

"Aku tidak menganggap dia orang sesat. Ia hanya memilih suatu jalan hidup. Dalam hatiku, aku percaya bahwa Mas Suparman itu sebetulnya percaya kepada Tuhan. Cuma dia tidak mau merumuskan apa Tuhan itu. Bukankah agama kita mengajarkan bahwa apa pun yang kita pikirkan mengenai Tuhan, itu bukan Tuhan. Jadi Tuhan itu diimani saja, tidak perlu dirasionalkan. Walaupun teori-teori mengenai Tuhan boleh saja dikemukakan. Biar dia tidak percaya kepada Tuhan, asalkan ia berbuat baik dan melaksanakan ajaran Islam menurut ukuran-ukuran kita. Tidak perlu kita mensyaratkan iman kepadanya."

Mas Suparman yang kini sudah menjelang masa pensiun itu sekitar enam puluh lima tahunan nampaknya, paling tidak menurut kesan saya, telah mencapai apa yang ia cita-citakan berdasarkan kebebasan yang ia yakini. Saya berpendapat bahwa pada dasarnya, kakak kami itu masih seorang muslim yang baik. Hidupnya sesuai dengan sepuluh wasiat Tuhan yang didendangkan Iin dan Jaka Bimbo.

Pertama aku masih percaya bahwa ia masih punya iman dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Seperti kata Jalaludin Rumi dan Al Halaj, ia pada akhirnya akan memperoleh pengertian Tuhan yang sebetulnya melekat pada dirinya sendiri jika ia masih tetap bisa menjalankan hidup yang benar berarti Allah masih membimbingnya. Cuma, dia tidak tahu dan tidak mengaku. Malah saya berpendapat bahwa sikap Mas Parman itulah yang mencerminkan Tauhid yang semurni-murninya. Wallahu'alam. Kedua, ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ia tidak pernah mau menyakiti kedua orang tuanya. Harus kami akui bahwa di antara kami, Mas Parmanlah yang paling banyak membantu orang tua kami. Ketiga, ia bisa menjaga harta anak-anak yatim, yaitu adik-adiknya, ia tidak mau mengambil bagian warisannya. Ia serahkan semuanya kepada kita. Mas Parman juga membuat yayasan yang menampung anak-anak yatim. Tutur katanya tidak pernah menyakiti orang lain, ia selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela.

(Silahkan Anda interpretasikan sendiri kisah cerpen diatas...)

Alegori Masyarakat Komunis Dalam Komik Smurf



Makhluk biru mungil itu menempati rumahnya yang berbentuk seperti jamur. Mereka hidup bersama di sebuah desa antah-berantah pedalaman hutan Eropa. Mereka hidup rukun dan masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik dalam masyarakat. Mereka punya bahasa sendiri yang mengganti kata kerja dan kata sifat dengan identitas bangsa mereka... Smurf!

Komik Belgia karangan Pierre Culliford, populer dengan nama pena Peyo, ini sempat populer di Indonesia pada tahun 1980-an, bahkan pada saat itu sebuah stasiun televisi swasta sempat menayangkan film kartunnya selama beberapa waktu dan sebuah jaringan restoran multinasional mengadopsi mainan figurnya sebagai hadiah menu khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak.

Puluhan tahun sesudah masa kejayaan Smurf di Indonesia berlalu, anak-anak yang dulu mengkonsumsi kisah di Desa Smurf itu beranjak dewasa dan melihat kebobrokan bangsa ini. Tidak seperti generasi sebelumnya yang terhegemoni politik scapegoating Orde Baru, mereka justru jauh lebih akseptif terhadap wacana-wacana gerakan berideologi kiri. Sebagai antitesa atas kegagalan ideologi yang dianut pemerintah despotik, sosok Karl Marx dan Che Guevara hadir bagai pahlawan di tengah mereka.

 Bisa jadi, penerimaan kaum muda terhadap ideologi kiri tersebut terjadi karena sejak kecil mereka sudah mendapat gambaran ideal mengenai pola kehidupan masyarakat sosialis melalui komik Smurf.

Komunalisme Desa Smurf

Kehidupan di Desa Smurf telah menggambarkan dengan sempurna praktek sosialisme utopis yang ada di dalam kepala Marx, dengan menggambarkan sebuah komune yang dikelola secara kolektif di bawah pimpinan sang revolusioner tunggal bernama Papa Smurf.

Di desa itu semua Smurf bekerja sesuai profesi pilihannya dengan suka cita dan hak yang sama tanpa harus mengenal sistem mata uang --benar-benar sebuah kondisi yang ideal bagi kaum komunis.

Secara ekonomis, Desa Smurf seperti sebuah pasar yang tertutup, tidak mengenal mata uang, dan semua menjadi milik bersama --properti publik. Setiap Smurf adalah pekerja sekaligus pemilik. Para Smurf menolak ide pasar bebas, karena keserakahan dan ketidakadilannya, dan kepentingan kolektif lebih penting dan lebih berharga daripada kepentingan individual.

Ancaman Kontra Revolusi



Seperti layaknya negara komunis di dunia ini, Desa Smurf pun tidak lepas dari bayang-bayang masalah. Di bagian hutan yang lain hidup Gargamel, seorang perjaka tua jahat yang hidup bersama kucingnya yang setia, Azrael. Gargamel dengan kemampuan sihirnya ingin melebur para Smurf yang dipercayainya sebagai bahan baku untuk membuat emas. Sementara Azrael hanya semata ingin merasakan kenikmatan daging para Smurf.

Dalam hal ini Gargamel dapat digambarkan sebagai negara-negara kapitalis yang melihat segalanya sebagai potensi komodifikasi. Kebetulan pula, sejarah menunjukkan emas adalah salah satu komoditas yang menjadi daya tarik penjelajahan kaum imperialis. Semua yang buruk tentang kapitalisme ada pada dirinya. Ia rakus, kejam, dan hanya mempedulikan kepuasan dirinya sendiri. Dia adalah contoh manusia yang lebih mengutamakan kepentingan individual di atas kepentingan masyarakat yang dihidupinya. Bukan kebetulan juga kalau ternyata ia adalah seorang perjaka tua yang tinggal dalam kastil di tengah hutan dengan hanya ditemani seekor kucing.

Secara metafor, ia ingin menghabisi sosialisme, sama seperti yang dilakukan negara barat terhadap Sovyet dan negara-negara satelitnya selama perang dingin. Kemudian sebagai seorang kapitalis sejati, ia berharap bisa menjadikan segalanya sebagai komoditas --termasuk makhluk hidup lain. Bahkan rencana kedua yang akan dilakukan Gargamel terhadap para Smurf adalah ia ingin mengubah mereka menjadi bongkahan emas secepatnya setelah ia berhasil menangkapnya. Sebagai seorang kapitalis, ia lebih mempedulikan kesejahteraan dirinya sendiri daripada kesetaraan dan keadilan. Sudah menjadi sifat alaminya untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin.

Kucing peliharaan Gargamel, Azrael, mewakili serikat pekerja mandul di negara-negara yang menganut sistem pasar bebas. Ia tidak pernah mengeluh karena memang ia tidak punya suara. Ia tidak bisa menegoisasikan gajinya --ia makan apa saja yang disuguhkan majikannya. Dan karena tubuhnya berukuran lebih kecil dan tidak lebih kuat dari Gargamel, maka ia juga mewakili kaum proletar, sementara Gargamel mewakili kaum borjuis. Azrael dieksploitasi dan ditindas. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan pekerjaan berbahaya yang tidak bisa dilakukan majikannya dan tidak memiliki kapasitas intelektual untuk mempertanyakan masalah ini, sama seperti para pekerja yang menderita nasib buruk yang sama selama berabad-abad karena kurangnya pendidikan yang didapatkannya, dan ia tidak punya pilihan lain selain menghamba pada majikannya.

Konflik Internal

Nampak usaha untuk menunjukkan betapa idealnya kehidupan kolektif di bawah satu pimpinan ini digambarkan dengan jelas dalam salah satu serinya yang berjudul Smurfuhrer, dimana konflik khas Marxian klasik antara pemerintah yang jahat dan menindas --dimana pemimpin (dan kapitalis) yang rakus mengeksploitasi masyarakat untuk kepentingannya sendiri; dipertentangkan dengan politik egalitarian ideal yang telah di formulasikan oleh Marx-- kesemuanya digambarkan dengan baik.

Di situ diceritakan Papa Smurf harus menempuh perjalanan panjang untuk mencari bahan ramuan ajaibnya. Sepeninggal Papa Smurf, para Smurf yang lain mengadakan pemilihan untuk memilih pengganti Papa Smurf, lalu terpilihlah satu Smurf sebagai pemimpin. Tapi ternyata ia menjadi otoriter dan menimbulkan gelombang pemberontakan dari para Smurf yang lain untuk menggulingkan kekuasaannya.

Hasilnya? Desa Smurf itu pun jadi rusak akibat insureksi yang di jalankan milisi pemberontak itu, dan desa yang utopis itu baru pulih kembali setelah Papa Smurf pulang di saat pertarungan sengit antara para Smurf sedang terjadi. Dalam hal ini, Papa Smurf, sebagaimana juga dengan Marx, telah mewakili bentuk Marxisme yang ideal dengan menampilkan gambaran ketergantungan masyarakat yang butuh sosok pahlawan pelopor (avant garde) revolusioner yang bisa dijadikan panutan dan pemimpin yang maha hebat.

Representasi Penokohan



Secara visual pun ditemukan kemiripan antara karakter penghuni Desa Smurf dengan tokoh ideologis mazhab kiri di dunia nyata. Figur pemimpin desa, Papa Smurf, dengan jenggotnya yang lebat akan dengan mudah mengingatkan pada sosok Karl Marx. Jangan lupa pula, Papa Smurf adalah satu-satunya penghuni Desa Smurf yang menggunakan pakaian bewarna merah –warna tradisional kaum sosialis.

Satu lagi karakter dalam Desa Smurf yang memiliki kemiripan tersebut adalah Smurf Kacamata. Kacamata bulat yang dikenakannya mengingatkan pada sosok Leon Trotsky, salah seorang pentolan partai Bolshevyk yang terjegal setelah Stalin mengambil alih tampuk kekuasaan. Dalam kisahnya digambarkan Smurf Kacamata sebagai seekor Smurf dengan kecerdasan yang hampir menyamai Papa Smurf. Namun sikapnya yang sok tau dan sombong membuatnya sering jadi bulan-bulanan dan bahan cemoohan para penghuni Desa Smurf lain, sama seperti nasib Trotsky yang kemudian mati terbunuh dengan alat pemecah es dalam pengasingannya di Meksiko.

S.M.U.R.F?

Menurut pencipta aslinya komik ini berjudul Les Schtroumpfs yang berasal dari bahasa Prancis. Namun kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa sebagai Smurf. Apa arti kata “Smurf” itu? Para fans, mungkin sebagian di antaranya adalah penganut teori konspirasi, mempunyai dua dugaan. Satu, nama S.M.U.R.F. adalah kependekan dari Socialist Men Under Red Father. Dua, kepanjangan dari nama S.M.U.R.F. adalah Sovyet Militants Under Red Faction.

Medium adalah Pesan

Sekurang-kurangnya, Peyo berhasil menggambarkan teori Marxisme dalam bentuk kisah dongeng yang alegoris. Jauh dari gagal, komik Smurf pada akhirnya telah berhasil menyebarkan pesan dengan baik, dengan bias kehidupan nyata yang kita alami, jauh lebih baik daripada yang pernah literatur fantasi lainnya coba lakukan. Boleh saja sebagian besar ide dalam komik ini terinspirasi ideal Marxisme utopis, karena, walaupun ia tidak menggambarkan dunia secara nyata juga apa adanya dengan segala kompleksitasnya, kita masih bisa membayangkannya.

Sekarang mungkin kita bisa tahu kenapa kaum muda bisa lebih menerima gagasan utopis dari generasi sebelumnya.


sumber: http://xmelawanarusx.blogspot.com/

Axl Rose

Nah, ini dia idolaku yang nomer satu, hahahaha!



William Bruce Rose, Jr. (lahir di Lafayette, Indiana, 6 Februari 1962) adalah musisi dari Amerika yang tentu saja identik dengan Guns N' Roses. Sebagai penyanyi utama untuk Guns N 'Roses, Axl menikmati kesuksesan luar biasa, mendapat pengakuan publik, sangat menjulang di akhir 1980-an dan awal 1990-an sebelum keluar dari mata publik selama beberapa tahun.Dia berada di peringkat 11 dalam Hit Parader's Top Metal Vocalists of All Time dan berada di peringkat 64 dalam Rolling Stone's 100 Greatest Singers of All Time dan juga berada di peringkat 4 dalam Roadrunner's 50 Best Frontmen in Metal History. Ia adalah peringkat pertama dalam polling vokalis terbesar sepanjang masa oleh Musicradar pada tahun 2010.Orangnya bandel, kontroversial, galak, dan angkuh. Tapi itu semua sangat sebanding dengan briliannya dia dalam bermusik.

Orangnya bandel, kontroversial, galak, dan angkuh. Apa penyebabnya sehingga dia bisa seperti itu?

Kehidupan masa kecilnya tidak membahagiakan. Axl Rose mengalami pelecehan seksual, baik oleh ayah kandungnya (yang meninggalkan rumah saat Axl Rose berusia 2 tahun) dan juga ayah tirinya. Axl Rose (dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone pada April 1992) menyatakan bahwa selama masa kecilnya, ia dituntun untuk beranggapan bahwa perempuan dan seksualitas adalah hal yang jahat. Karena sering mendapat kekerasan baik fisik maupun mental dari ayah tirinya dan juga sering melihat ibunya yang juga sering mendapat perlakuan keras dari ayah tirinya itu, ia beranggapan bahwa kekerasan adalah hal yang wajar dan normal dalam keluarga.

Axl Rose memulai karir musiknya dengan bergabung dengan berbagai band antara lain, Rapidfire, Rose, dan Hollywood Rose. Sampai akhirnya bersama Izzy Stradlin, temannya di band Hollywood Rose, dan juga Slash dari Hollywood Guns membentuk Guns N' Roses pada bulan Maret 1985. Dan sekarang Axl dan Slash adalah rival abadi, hahahaha.

Masalah selalu saja menyertai perjalanan Axl Rose, tak terkecuali saat di Guns N' Roses. Tak seperti sebagian besar anggota Guns N' Roses, Axl Rose bukan pengguna obat-obatan terlarang. Meskipun demikian, Axl Rose adalah seorang alkoholik, dan sering mendapat masalah akibat kebiasaannya tersebut. Saya juga alkoholik, hahahaha, tidak penting!

Lanjut! Axl Rose pernah menikah dengan Erin Everly pada akhir April 1990. Axl Rose bahkan menulis lirik lagu Sweet Child o' Mine untuk Everly, yang muncul juga dalam video klip lagu tersebut. Wow so sweet!


Sayangnya pernikahan tersebut hanya seumur jagung karena pada Januari 1991 mereka resmi bercerai. Erin Everly pun pernah melayangkan tuntutan atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga, namun kasus itu tidak sampai ke pengadilan. "...ia beranggapan bahwa kekerasan adalah hal yang wajar dan normal dalam keluarga".

Axl Rose Dan Guns N Roses 



Axl Rose pada vokal, Slash pada lead guitar, Izzy Stradlin pada rhythm, Duff McKagan pada bass dan Steven Adler pada drum. Itulah The Real Guns, atau komposisi asli dari Guns N Roses yang benar-benar berbahaya. 

1. Axl Rose dan Steven Adler



Steven Adler, drummer dari Guns N Roses didupak oleh Axl Rose dari GNR sekitar bulan Juli tahun 1991 karena kecanduan ganja, obat-obatan dan alkohol. Versi Axl, Steven didupak karena tidak ada kesadaran dari Steven untuk sembuh dari kebiasaan buruknya. Dan di versi Steven, Axl adalah orang yang otoriter dan perfeksionis. Axl tidak memberi waktu pada Steven untuk menyembuhkan diri.


2. Axl Rose dan Izzy Stradlin



 Izzy menyusul Steven pada bulan November tahun 1991. Alasan Izzy keluar dari GNR adalah karena dia sudah tidak kuat menahan insting gitarisnya yang tertahan karena dipaksa untuk hanya memback-up Slash. Dia merasa dikebiri. Dan alasan keduanya, apalagi kalau bukan karena otoriternya Axl. Izzy juga menyatakan bahwa sudah muak dengan sikap Axl baik saat latihan maupun di panggung.


3. Axl Rose dan Slash



Nah! Ini dia yang paling abadi!
Axl Rose Dan Slash adalah dua frontmen paling menonjol di GNR. Keduanya adalah ikon, dan keduanya juga adalah musuh abadi di kemudian hari. Tepatnya pada saat GNR sudah mencapai puncak dan timbul keegoisan di antara keduanya. Axl merasa dia adalah pemilik tunggal Guns N Roses. Slash pun mungkin berpikiran sama dengan Axl. Lebih dari 20 tahun sejak keluarnya Slash, mereka berdua tidak pernah berkomunikasi. Tapi bukannya mereda, perseturuan mereka justru semakin lama semakin membara. Mulai dari saling serang lewat media, twitter, bahkan lewat lagu-lagu mereka. Setahuku, info terakhir Axl pernah menuntut game Guitar Hero karena menampilkan gambar Slash sebagai cover dan itu melanggar perjanjian hukum Antara Axl dan Guitar Hero. Anti Slash di perjanjian hukum? Ya ampun..
Oh iya, Axl pernah menyuruh pihak keamanan saat konser untuk mengusir penonton yang memakai kaos bergambar Slash, meminta tanda pengenal dari si penonton dan mem-black list penonton tersebut dari semua konser Guns N Roses baru. Sebelumnya Slash pernah berkata bahwa Axl adalah sampah, dan Axl pernah juga berkata bahwa Slash adalah kanker yang harus di angkat dan dibuang. Slash juga menyatakan bahwa Guns N Roses akan kembali jika salah satu dari mereka mati. Aduduh..


4. Axl Rose dan Duff McKagan



Duff adalah personil asli yang terakhir keluar. Sejatinya mereka berdua tidak bermusuhan, bahkan beberapa waktu yang lalu Duff tampak berduet dengan Axl di sebuah panggung. 


Begitulah sedikit info yang aku ketahui tentang idolaku yang satu ini, teman-teman, Walaupun aku sangat mengidolakan Axl, di sisi lain aku juga sangat berharap kembalinya The Real Guns. Terima kasih sudah membaca. Semoga era kelam musik rock di era 2000-an ini segera usai. Ayo bersama-sama kita buat POP DISASTER!