Sukses atau tidaknya sebuah band seringkali ditentukan oleh faktor-faktor yang serius, namun justru lebih sering ditentukan oleh hal-hal yang sangat sepele.
Ego para personil, timing bermusik yang pas, musik yang sedang trend, atau juga idealis dari setiap personil walaupun itu sangat jarang. Untuk menjadi sukses, pertama-tama sebuah band harus menjaga keutuhannya, dan hal ini tentu saja tidak mudah. Oleh sebab itu, lebih bijak apabila kita mempelajari faktor-faktor penyebab bubarnya sebuah band agar kita terhindar dari masalah yang cenderung menjadi bibit kehancuran.
1. Tidak ada kesepakatan konsep musik
Kebanyakan band bermula dari proyek iseng yang lama-lama menjadi serius, kemudian timbul konflik antar personel tentang konsep musik. Hal ini dapat dimaklumi, dengan makin beragamnya jenis musik, sulit sekali menemukan personel yang mempunyai kesamaan selera dan latar belakang musik. Mencoba memuaskan semua dengan cara memadukan unsur dari musik favorit dari setiap personel hanyalah akan menghasilkan kegagalan yang lebih memalukan daripada menampilkan kelaminmu di depan umum (coba bayangkan paduan reggae, metal, punk, hard rock dan melodic, dalam sebuah lagu tentunya).
Masalah bodoh ini bisa dihindari apabila ada kesepakatan dari awal tentang visi dan misi masing-masing personel. Kecuali jika kamu punya personil band yang merasa paling hebat dan atau menyepelekan sebuah visi dan misi. Seiring berjalannya waktu, konsep musik bisa berubah, tergantung dari mental, kekukuhan atau idealis dari si komposer lagu/frontman, apabila itu terjadi, kamu perlu membaca ini, faktor selanjutnya.
2. Konflik Kepemimpinan
Apakah mungkin, tiga, empat, atau lima orang mengendalikan satu mobil? Kalaupun mungkin, mobil itu akan celaka dan mengakibatkan kelumpuhan, atau kematian. Intinya, keseimbangan atau kesetaraan dari sebuah band bisa dikatakan adalah suatu hal yang mustahil, biasanya hanya ada 1 atau 2 orang yang menonjol. Karena perbedaan selera dan latar belakang, tidak mungkin setiap personel puas 100% secara musikal. Harus ada seseorang yang berperan dominan dalam mengambil keputusan dan harus ada pihak yang mau berkompromi dan mengalah. Mengalah disini maksudnya adalah mengikuti arus namun mampu memberikan variasi atau ciri khas yang maksimal dari band yang dinaunginya, bukan hanya menumpang tanpa memiliki rasa memiliki band tersebut, karena itu sampah namanya. Biasanya seorang pemimpin band adalah orang yang paling dipercaya, paling punya passion terhadap band, dan seringkali, mereka adalah pencipta lagu utama dari band. Konflik ini juga yang menyulut pertengkaran antara Axl Rose dan Slash yang berujung bubarnya real Guns N Roses.
Don Henley dari The Eagles merangkumnya dengan sangat baik, ”Sebuah band tidak bisa menjadi demokrasi, semua band terhebat dipimpin 1-2 orang”.
3. Money Honey
Uang adalah masalah sensitif yang bisa menghancurkan sebuah band, bahkan persahabatan. Apabila kamu bermain musik hanya sebagai hobi, mungkin hal ini bukanlah masalah besar. Sebaliknya, adalah sebuah masalah besar (yang bisa berujung pada kehancuran) apabila bandmu semakin serius, hubungan antar personel band bukan lagi hanya sebagai teman tetapi juga sebagai rekan bisnis, persaingan sebagai frontman, apalagi karena kebodohan yang sangat fatal dari setiap personil yang menganggap misi mereka sebagai band sudah maksimal dan tidak ada lagi misi yang lebih besar.
Perubahan cara pandang dari teman ke rekan bisnis ini harus disadari oleh semua band, karena semua industri, termasuk industri musik, adalah sektor formal yang sama sekali berbeda dengan pertemanan biasa. Oleh sebab itu kamu harus bersikap lebih profesional soal pembagian uang dari awal. Soal pembagian keuntungan, pada awalnya kebanyakan band amatir menganut prinsip ”adil=sama rata”. Namun tentu saja peran tiap personel harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan arti kata ”adil”. Dan secara pribadi, menurutku komposer lagu haruslah mendapat jatah yang lebih besar karena bila di ibaratkan manusia, dia adalah nyawa yang memberikan hidup. Penjelasannya, biasanya penulis lagu menerima lebih banyak bayaran dari personel lain karena faktanya, tidak semua orang bisa menulis lagu sehingga kemampuan ini layak dihargai lebih. Persentasinya sangat bervariasi, tergantung dari kesepakatan antar personel. Apabila terikat kontrak dengan suatu perusahaan, bisa dipastikan penulis lagu akan menerima royalti lebih. Bahkan pada kasus tertentu seperti Ringback tone, secara hukum, hanya penulis lagu yang akan menerima royalti.
4. Kehilangan Fokus/ Faktor Ego
Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi sebuah band untuk menjadi sukses. Di dalam prosesnya, rasa jenuh dan putus asa seringkali menghinggapi tiap personel. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya target sehingga band menjadi terlalu santai dan melupakan tujuan awal mereka. Seperti sebuah perusahaan, band membutuhkan target baik jangka pendek maupun panjang. Hei, hal ini sangat penting untuk mengukur perkembangan sebuah band. Tetapkan target yang bisa dicapai dan masuk akal seperti memiliki amunisi lagu untuk setiap bulan, memiliki minimal 4 demo baru sebelum akhir tahun, ataupun memiliki mimpi baru di setiap langkah. Tercapainya target akan menimbulkan perasaan berhasil pada band yang mampu mengusir rasa jenuh dan putus asa.
Dalam jangka waktu itu, akan banyak hal yang terjadi dan sangat mungkin akan menjadi sebuah sandungan seperti masuk kuliah, mulai bekerja atau perkawinan. Dan akan ada sebuah sandungan besar yang padahal adalah hal bodoh, seperti: salah satu personil merasa paling skillful dan menyepelekan personil lain, salah satu personil memiliki banyak band dan cenderung membesarkan salah satu bandnya yang dianggap paling hebat dalam masalah skill atau kemampuan, padahal masalah itu hanyalah sebuah fatamorgana karena hanya efektif dalam susunan rencana jangka pendek band. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi skala prioritas tiap personil band. Mungkin saja setelah bekerja, personel tidak lagi menempatkan band sebagai prioritas utama, hal ini berdampak pada menurunnya semangat personel lain. Oleh sebab itu, setiap ada peristiwa seperti ini, sebaiknya skala prioritas dibicarakan kembali oleh personel yang bersangkutan. Apabila tidak berhasil menemukan kompromi, mungkin pergantian personel adalah pilihan terbaik bagi keutuhan band. Namun, aku rasa, masalah paling besar adalah ketololan salah seorang personil yang menyepelekan personil lain, entah karena apa sebabnya. Bisa saja karena dia merasa paling hebat dari skill, dia paling famous, atau apalah.
Aku bisa menulis seperti ini karena sumber, pengalaman pribadi, emosi, dan keinginan yang kuat untuk menjadi seorang rockstar.
Ada yang memiliki masalah sepertiku? Cari solusi terbaik!
Ada yang memiliki personil yang terkesan meremehkan? KELUARKAN! Dia hanya akan menjadi kanker bila terus dipertahankan!
Semua personil sudah memiliki kesibukan lain yang sangat menyita perhatian band sebagai prioritas dan cenderung menganggap band kalian sebagai yang nomer sekian? BUBARKAN! Karena kondisi seperti itu hanya akan membuatmu JALAN DI TEMPAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar